Bagi rekan-rekan yang ingin memulai dibidang bisnis
property atau yang ingin memulai menjadi Developer property, mungkin sebaiknya
anda membaca artikeel ini. Apa benar bisnis property yang nota bene-nya padat modal dan skill bisa dilakukan hanya
dengan modal dengkul alias tanpa modal?
Berita baiknya adalah menjadi developer property
(dikhususkan untuk developer perumahan, selanjutnya
hanya disebutkan developer) memang bisa dilakukan dengan modal dengkul atau
tanpa modal.
Tanpa modal maksudnya bahwa untuk menjadi developer seseorang bisa
memulai tanpa menggunakan uang sendiri.
Statement ini
bukan bermaksud menggampangkan profesi developer properti, bahkan sebaliknya
menjadi developer properti tidak bisa dijalankan secara serampangan. Karena
akibatnya bisa amat panjang jika pengelolaan sebuah proyek properti asal jadi.
Satu hal yang harus dipahami bahwa menjadi developer tanpa modal harus
dipahami secara benar dan proporsional karena sebenarnya tidak mungkin bisa
menjadi developer tanpa modal (hehehe pusingkan?).
Langkah Memulai Bisnis Properti
Sebagai Developer?
Langkah
awal yang dilakukan adalah mengakuisisi lahan untuk dijadikan proyek. Porsi
modal untuk mengakuisisi lahan mengambil bagian yang signifikan jika
dibandingkan dengan komponen biaya lainnya.
Menurut kebiasaan proyek yang sudah kami jalani
porsi untuk harga lahan bisa mencapai 30% dari keseluruhan Rencana Anggaran
Biaya (RAB).
Bisa dibayangkan jika kita membeli lahan secara tunai akan membutuhkan
modal yang sangat besar.
Jika anda ingin menjadi developer properti tetapi tidak memiliki uang
yang cukup untuk membeli tanahnya, maka pada tahap ini anda harus pintar dalam
bernegosiasi dengan pemilik lahan agar pemilik lahan bersedia membuat
kesepakatan dengan anda.
Tawarkan sesuatu yang sangat menarik untuk pemilik lahan sehingga dia
merasa ada keuntungannya untuk dia. Bangun hubungan baik, sehingga dia
menganggap anda orang yang akan membantu mereka. Karena pada umumnya menjual
lahan yang luas sangat sulit. Ketika anda datang membawa penawaran anda
dianggap sebagai dewa penolong bagi mereka.
Cara Membeli Lahan Tanpa Uang
Membeli
lahan tanpa uang, bagi saya pemikiran seperti ini adalah pemikiran yang
progresif dan melawan kodrat!, karena sudah menjadi hukum jual beli bahwa jika
kita membeli sesuatu sudah pasti dibutuhkan alat tukar berupa uang untuk
mengganti barang yang kita peroleh atau kenikmatan yang kita dapatkan jika
objek jual beli adalah jasa.
Untungnya property memiliki sifat baik yang memungkinkan kita membeli
tanpa uang.
Caranya bisa bermacam-macam diantaranya membeli
dengan bayar bertahap seperti dibahas di atas, membeli dengan sistem bagi hasil
atau dikenal dengan istilah kerjasama lahan dan
membeli dengan mengundang investor. (dan masih banyak metode beli tanpa uang
lainnya.)
Jadi untuk menjadi developer properti tanpa modal, prinsipnya sederhana,
tanah yang dijadikan proyek properti tidak dibeli, hanya dengan membuat
kesepakatan dengan pemilik lahan bahwa tanahnya akan dibayar setelah proyek
berjalan.
Pembayaran bisa dengan secara bertahap sesuai dengan unit terjual, bisa
juga bertahap sesuai dengan waktu tertentu dan strategi bagi unit.
Dalam prinsip kerjasama ini, pemilik lahan tidak diwajibkan mengeluarkan
biaya dalam bentuk apapun karena semua biaya ditanggung oleh developer.
Dia hanya menyediakan lahan saja, setelah itu dia menerima pembayaran atas
tanahnya sesuai dengan kesepakatan.
Memang
Tetap Butuh Uang untuk Memulai Proyek
Jika owner bersedia dengan sistem pembayaran yang
kita tawarkan, deretan langkah-langkah selanjutnya sudah antri menunggu, yakni
mengurus perijinan dan
legalitas turutannya termasuk membuat perencanaan.
Sekali lagi dibutuhkan biaya untuk mengurus perijinan, dimana
biaya-biaya tersebut harus ada pada saat pengajuan perijinan agar bisa diproses
di instansi berwenang.
Ya, untuk perijinan kita bisa memakai uang orang lain, apakah dalam
wujud uang saudara, uang teman, dana ADB (Ayah dan Bunda), bahkan menggunakan
uang investor dengan perjanjian dengan format tertentu. Gampang kan?
Ketika pengurusan perijinan selesai kita bisa
langsung memasarkan proyek dengan
program yang dirancang dengan baik, sehingga dalam waktu kurang dari enam bulan
sudah terjual sebagian dimana hasil penjualan tersebut digunakan untuk membayar
harga tanah kepada pemilik.
Menggunakan
Cara Pembayaran Bertahap Sesuai Unit Terjual
Dengan
strategi bayar tanah sesuai dengan unit terjual, pemilik lahan menerima
pembayaran atas tanahnya jika ada penjualan proyek. Cara ini cenderung lebih
aman untuk developer karena tidak ada pembayaran yang jatuh tempo terhadap
developer.
Namun diharapkan tentu saja dengan adanya kelonggaran terhadap
pembayaran tidak membuat developer melalaikan pengerjaan proyek. Bahkan
sebaliknya dengan adanya kemudahan tersebut seharusnya developer lebih terpacu
untuk menepati janji kepada pemilik lahan, karena dengan kesepakatan tersebut
si developer tanpa modal bisa memiliki proyek.
Membeli Lahan Tanpa Uang DenganDengan
kesepakatan Bayar Bertahap
Strategi
selanjutnya yaitu dengan pembayaran bertahap sesuai interval waktu yang disepakati.
Bisa jadi pembayaran setiap 3 bulan, 6 bulan atau 9 bulan.
Besaran dan waktu pembayaran ini harus disepakati di awal sehingga tidak
ada permasalahan lagi ketika proyek sudah berjalan.
Dengan demikian pemilik lahan dan developer sudah mengetahui hak dan
kewajiban masing-masing.
Tentu saja dengan pembayaran bertahap kita tidak perlu membayar harga
tanah di muka. Dalam prakteknya membeli dengan bertahap ini bisa dengan
pembayaran uang muka atau bahkan dengan tanpa uang muka.
Lho kok bisa?
Kok pemilik tanah mau? Jelas mau kalau kita menyatakan sanggup membayar lebih
tinggi dari harga yang ditawarkan pemilik atau strategi lainnya yang membuat
pemilik lahan tidak menolak penawaran anda.
Intinya berikan penawaran yang amat menarik bagi pemilik lahan.
Contohnya:
Bang Haji Pitung
bermaksud menjual sebidang tanahnya seluas 5000 m2 di Jl. TB. Simatupang dengan
harga 1 juta per-meter. Lalu kita sebagai developer melakukan riset tentang
permintaan hunian dan harga rumah di sekitar lokasi tanah Bang Haji Pitung.
Dari riset didapat bahwa rumah tipe 50/100
dijual dengan harga Rp. 500 s.d. 600 juta. Dengan perhitungan yang matang kita
bisa menawar tanah Bang Haji Pitung dengan harga Rp. 2 juta/m2.
Dengan perjanjian bahwa pembayaran dilakukan
enam bulan lagi sebesar limapuluh persen kemudian limapuluh persen sisanya
dibayarkan dua kali masing-masing tiap tiga bulan. (tahapan
pembayaran ini bisa dinegosiasikan dengan owner, oh ya yang terpenting adalah
tawarkan kepada owner sesuatu yang nggak mungkin mereka tolak!!, silahkan di-explore sendiri)
Ini sebagai contoh bahwa kita bisa menawar dengan harga yang lebih
tinggi dengan syarat pembayaran dimundurkan.
Menjadi
Developer Tanpa Modal dengan cara Pembayaran Bagi Unit
Strategi lainnya yaitu dengan pembayaran bagi unit dengan pemilik
lahan. Dengan strategi ini, pembayaran tanah dilakukan dengan
memberikan beberapa unit kepada pemilik lahan sebagai kompensasi terhadap
kepemilikan lahannya.
Besarnya bagian pemilik lahan terhadap jumlah unit tergantung
kesepakatan saja. Bisa jadi 20% atau 25% dari jumlah unit total.
Tentang pembayarannya bisa jadi pemilik lahan memang mendapatkan unitnya
bisa jadi mendapatkan uang sejumlah unit tersebut. Jadi rumahnya dijual secara
bersama-sama kemudian uang sejumlah rumah tersebut diberikan kepada pemilik
lahan.
Beli Lahan Tanpa Uang dengan Sistem Bagi Hasil
Dengan sistem bagi hasil ini kewajiban membayar harga tanah adalah pada
saat proyek sudah mulai terjual atau bisa juga pada saat proyek sudah terjual
semua, tergantung kenyamanan para pihak.
Kesepakatan tentang besarnya bagian masing-masing pihak harus
dibicarakan terlebih dahulu dan dikongkritkan dalam bentuk perjanjian tertulis
yang bisa menjadi bukti di kemudian hari jika terjadi perselisihan.
Besarnya bagian masing-masing tergantung sistem kerjasamanya, sebagai
contoh jika pemilik lahan hanya menyediakan lahan tanpa ikut mengelola proyek
maka besarnya bagiannya 30 s.d. 40 persen dari laba bersih proyek.
Prosentase akan berbeda jika pemilik tanah juga menyediakan modal kerja
atau ikut mengelola proyek, pembagian 40 s.d. 60 persen adalah wajar untuk
pemilik tanah. Sekali lagi besarnya prosentase ini hanya sebagai contoh, tiap
orang dan lokasi bisa menerapkan sistem yang berbeda.
Jika tanah hanya cocok untuk dibangun perumahan subsidi maka bagian
pemilik lahan lebih kecil, maksimal 20% saja karena biaya membangun proyek
tentu lebih besar dari harga tanah.
Beli Lahan Tanpa Uang dengan Mengundang Investor
Cara ini tergolong paling aman, karena lahan yang
akan dijadikan proyek sudah dibeli oleh investor sehingga
tidak ada lagi hubungan dengan pemilik tanah.
Developer pengelola selanjutnya membuat perjanjian dengan investor
mengenai pelaksanaan proyek dan rencana bagi hasil.
Besarnya porsi bagi hasilnya bisa mengadopsi sistem bagi hasil antara
pengelola dengan pemilik tanah diatas, hanya saja yang berposisi sebagai
pemilik lahan adalah investor
Sistem PembayaranHasil Penjaualan
Unit Rumah Kepada Pemilik Tanah
Sistem pembayaran harga tanah kepada pemilik tanah bisa
dilakukan dengan melibatkan pihak bank, yaitu dengan membuat kesepakatan bahwa
uang harga pembayaran unit rumah oleh konsumen akan langsung ditransfer kepada
rekening pengelola dan ke rekening pemilik tanah sesuai dengan besaran jumlah
yang diperjanjikan.
Asumsi di atas jika konsumen membeli dengan KPR, jika pembayaran
dengan cash atau cashbertahap akan lebih mudah karena
kita tinggal perintahkan konsumen untuk mentransfer uang ke rekening yang
diminta.
Dengan sistem pembayaran ini pemilik lahan merasa uangnya aman karena
pembayaran dari konsumen langsung ke rekeningnya tanpa ada kemungkinan uangnya
dilarikan oleh developer nakal.
Strategi-strategi dan contoh ini hanya sebagian cara yang bisa anda
gunakan untuk mewujudkan impian anda menjadi developer, walaupun anda tidak
mempunyai modal. Keberhasilan metode ini tergantung kepada masing-masing orang.
Setiap orang mempunyai jalannya sendiri-sendiri yang merupakan
rahasia Sang Pencipta. Tetap Semangat Sang Pengembang!!!
Catatan:
Pemilik lahan bersedia menyerahkan tanahnya untuk dijadikan proyek tanpa
dibayar lunas setelah dilakukan negosiasi tentang pembayaran dan besaran bagi
hasil.
Hal lainnya yang tak kalah penting adalah pemilik lahan tersebut akan
merasa aman dengan metode pelaksanaan proyek karena seluruh aspek kerjasama
proyek dituangkan dalam perjanjian-perjanjian.
Begitu juga dengan investor, mereka bersedia menyerahkan uangnya untuk
dijadikan modal mengelola proyek setelah mereka merasa aman karena uangnya akan
mengikat kepada aset.
Dengan demikian uang investor akan terproteksi tanpa khawatir uangnya
akan hilang.
Demikian
beberapa Cara untuk menjadai Developer property tanpa Modal, semoga artkel ini
bermanfaat.


No comments:
Post a Comment