Anda akan membangun properti, coba cek segmentasi pasarnya agar seuai dengan jernis properti yanga akan dibangun. Untuk menetapkan segmentasi pasar yang dibidik,
anda harus berpedoman kepada kondisi perekonomian penduduk setempat.
Jika di lokasi banyak terdapat pabrik maka calon
konsumen yang dibidik adalah karyawan pabrik tersebut.
Kita harus memperkirakan harga yang sanggup dibeli
oleh karyawan pabrik tersebut.
Jika penjualan dengan memanfaatkan fasilitas KPR
maka harus diperkirakan juga kemampuan mereka membayar uang muka dan angsuran
KPR.
Karena dengan KPR lah mereka sanggup membeli rumah.
Jarang sekali seorang karyawan pabrik yang sanggup membeli rumah secara tunai.
Jika lokasi berdekatan dengan komplek pemerintahan
daerah maka pangsa pasar yang dibidik adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
bekerja di kantor tersebut.
Begitu juga jika lokasi berada dekat dengan komplek
sekolah atau perguruan tinggi maka pasar yang dibidik adalah para mahasiswa
(orang tuanya) dan guru atau dosen yang beraktivitas di sekitar lokasi.
Contohnya adalah pembangunan apartemen di sekitar
Jatinangor, Jawa Barat beberapa tahun belakangan. Pembangunan apartemen
tersebut ditujukan untuk menyediakan hunian bagi para mahasiswa perguruan
tinggi di sekitar lokasi tersebut.
Membidik Mahasiswa sebagai Pangsa
Pasar
Developer yang pintar sanggup melihat peluang dan
mengambil keuntungan dari kondisi ini: seorang mahasiswa sudah pasti memerlukan
tempat tinggal, dimana selama ini mereka tinggal di rumah kost di sekitar
kampus.
Nah, sekarang para mahasiswa tersebut tidak perlu
lagi tinggal di rumah kost, mereka dapat memiliki apartemen dengan harga
cicilan yang tidak jauh berbeda dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyewa
rumah kost.
Ditambah lagi, jika tinggal di apartemen mereka
mendapatkan fasilitas khas apartemen.
Dengan demikian mereka mendapatkan banyak manfaat dari apartemennya,
diantaranya bisa digunakan untuk tempat tinggal selama kuliah, mendapatkan uang
masuk tanpa harus bekerja (passive income) jika ingin disewakan ketika si
pemilik sudah tamat kuliah dan pada akhirnya si pemilik juga mendapatkan
keuntungan ketika menjualnya, karena pada umumnya harga apartemen akan naik
beberapa persen setelah beberapa tahun.
Keuntungan dalam bentuk kenaikan harga akan
didapatkan karena lama pendidikan S1 rata-rata 4-5 tahun. Artinya apartemen
tersebut akan dijual lagi setelah 4 atau 5 tahun digunakan.
Keuntungan dalam bentuk kenaikan harga jual ini
tentu tidak dapat dinikmati jika mahasiswa tinggal di rumah kos. Karena sebagai
penyewa dia tidak berhak memiliki rumah yang disewanya.
Metode ini bisa anda duplikasi di daerah lain yang memiliki
karakteristik yang sama, seperti di Depok, Jawa Barat yang menjadi home base banyak
perguruan tinggi. Lokasi di sekitaran kampus bisa anda bangun apartemen yang
menyasar para mahasiswa.
Dan saat ini, ketika buku ini ditulis, pembangunan
apartemen memang sedang terjadi di sekitar kampus.
Membidik Pegawai
Kantor sebagai Pangsa Pasar
Selanjutnya
di lokasi yang banyak perkantoran, atau setidaknya di lokasi tersebut terdapat
akses yang bagus ke perkantoran sangat bagus untuk dibangun hunian yang
membidik para pekerja kantoran sebagai calon konsumennya. Akses yang dibutuhkan
bisa dalam bentuk fasilitas angkutan umum seperti stasiun kereta api, jalur busway,
jalur Light Rail Transit
(LRT)dan Mass Rapid Transit (MRT) dan lain-lain.
Menetapkan Pangsa Pasar untuk Proyek di Tengah Kota
Jika anda memiliki lokasi di tengah kota, maka anda
lebih leluasa membidik segmentasi pasar. Bisa untuk kalangan atas, bisa untuk
kalangan menengah atau kalangan bawah.
Setiap pilihan tentu ada konsekuensinya, misalnya anda memilih untuk
menyasar kalangan atas, konsekuensinya mungkin laju penjualan tidak terlalu
cepat namun margin-nya
besar.
Begitu juga jika anda memilih untuk membidik kalangan menengah ke bawah
maka penjualan anda mungkin lebih cepat tetapi margin-nya
kecil.
Contohnya, ketika anda akan membangun sebuah komplek townhouse di
Jakarta. Anda bebas memilih tipe rumah yang akan dibangun.
Anda bisa membangun rumah 2 lantai (bahkan 3
lantai) dengan tanah yang luas, mungkin sekitar 200-an meter persegi dengan
konsekuensi harga jual lebih mahal, dan biasanya penjualannya lebih lambat jika
dibandingkan dengan penjualan rumah dengan harga yang lebih murah.
Pilihan lainnya adalah anda bisa membangun rumah
dengan tipe lebih kecil dengan luas tanah 70-an meter persegi dengan jumlah
unitnya lebih banyak dan harga jual yang jauh lebih murah.
Dengan strategi seperti ini proyek anda lebih cepat terjual seluruhnya (sold out) tetapi
dari sisi keuntungan yang didapatkan mungkin lebih kecil daripada membangun
unit yang lebih besar. Pilihan ada di tangan anda. Selamat berbisnis.
Baca Juga:
Cara Menjadi Pebisnis Kavling Tanah yang sukses
Anda ingin memulai bisnis property
dibidang tanah kavling, yuk abaca artikel ini. Berbisnis kavling tanah
merupakan salah satu pil...
Bagi anda yang akan mengembangkan
properti, baik itu kavling atau perumahan tentu hal yang terpenting
adalah ada lahannya, namun terka...
Bagi rekan-rekan yang ingin memulai
dibidang bisnis property atau yang ingin memulai menjadi Developer
property, mungkin sebaiknya anda ...


terimaksih artikelnya bagus
ReplyDelete